10 Penjelasan tentang PUASA dalam Kristen yang perlu anda ketahui
Pada bulan ini saudara kita menjalankan Puasa di bulan Ramadhan tetapi apakah sahabat tau penjelasan Puasa yang di lakukan umat Kristen. Pada dasarnya saya belum mengetahui secara mendetail tentang puasa dalam iman Kristen tetapi dengan 10 penjelasan ini saya lebih memahami lagi apa yang dimaksud dengan Puasa. Sebelum berpuasa alangkah baiknya kita memahami secara lengkap tentang Puasa itu sendiri supaya kita tidak salah mengartikannya.
Puasa identik dengan menahan keinginan-keinginan diri. Dari sudut pandang Kristen, hal ini nampak sedikit aneh. Jika Allah dengan murah hati menciptakan makanan “menjadi penuh syukur bersama orang-orang yang percaya dan mengetahui kebenaran” (1 Timotius 4:3), lalu mengapa kita harus menahan hawa nafsu? Oleh sebab itu, Kita perlu meluangkan waktu untuk mengetahui hal-hal terkait puasa. Ada 10 pokok utama kebenaran tentang hal berpuasa. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya.
1. PUASA BUKAN PENOLAKAN TERHADAP BERKAT TUHAN
Dengan berpuasa bukan berarti kita menolak berkat-berkat jasmani yang Tuhan berikan, namun puasa merupakan penegasan bahwa pada akhirnya kita memprioritaskan Pemberi ketimbang pemberiannya. Puasa adalah sebuah deklarasi bahwa Tuhan saja sudah cukup.
2. PUASA MERUPAKAN BENTUK KEHAUSAN ROHANI
Kita dapat merasakan Firman Tuhan, keindahan Tuhan, kehadiran Tuhan, dan berkat Tuhan. Itu semua bisa kita dapatkan dengan berpuasa. Puasa bukan hal menahan makanan atau aktivitas tertentu untuk kepentingan diri sendiri tetapi tentang menahan hal duniawi dan mendapatkan berkat rohani yang kekal.
3. PERJAMUAN TUHAN BERBICARA TENTANG PESTA MASA LALU SEDANGKAN PUASA BERBICARA TENTANG PESTA MASA DEPAN
Ada sebuah wawasan instruktif dari John Piper. Dia membandingkan puasa dengan perjamuan Tuhan. Pemecahan roti dan minum cawan dilakukan untuk “mengingat” pengorbanan Tuhan kita. Jadi dengan makan dan minum kita merayakan kepastian dan kecukupan atas kematian dan kebangkitan-Nya yang mulia. Ketika duduk di meja Kristus bersama orang percaya lainnya, kita dengan rasa syukur dan sukacita menikmati makanan dan minuman yang mengingatkan kita akan apa yang telah terjadi.
Di lain sisi dengan berpuasa, kita menantikan “sebuah harapan” akan penyempurnaan karya keselamatan Kristus dan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Dan ketika kita berpaling dari makanan dan minuman, kita menyatakan kerinduan yang mendalam tentang apa yang belum terjadi, yang sifatnya kekal.
4. BERPUASA BUKAN TENTANG SESUATU YANG KITA PERBUAT UNTUK TUHAN
Puasa bukanlah sebuah tindakan ketekunan tapi sebuah deklarasi kelemahan. Puasa bukanlah suatu karya hati dan tubuh kita, namun sebuah ketergantungan kita pada Tuhan dan anugerah-Nya.
5. PUASA ADALAH SEBUAH PESTA
Mungkin kita bertanya, “Kok bisa puasa adalah pesta?” Ya, berpuasa bukan tentang tidak makan makanan. Berpuasa lebih kepada makan kepenuhan berkat Ilahi untuk kita dalam Kristus. Puasa dapat melunakkan hati kita untuk mengalami kehadiran Tuhan.
Puasa dapat memampukan kita untuk mendengar suara Tuhan. Kita yakin akan kasih dan pemenuhan sukacita-Nya. Secara jasmani kita memang sedang menahan lapar, namun secara rohani kita sudah merasakan pemenuhan berkat dan sukacita dari Tuhan.
6. PUASA SELALU DIDORONG DENGAN KEINGINAN YANG MENDALAM
Puasa bukanlah tentang menahan keinginan namun mengejar keinginan yang intens. Kita berpuasa karena menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar makanan atau aktivitas apapun yang kita hindari. Bila seseorang menahan keinginan untuk makan, itu karena dia memiliki hasrat yang lebih besar untuk sesuatu yang lebih berharga dan bernilai kekal.
7. BEDAKAN ANTARA “TERLIHAT PUASA” DAN “PUASA UNTUK DILIHAT”
Hal ini adalah sesuatu yang krusial untuk dipahami. Puasa untuk dilihat terletak dalam firman Tuhan, Matius 6:16 bahwa “dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya”.
Puasa yang sungguh-sungguh dilandasi hati untuk Tuhan bukan untuk kekaguman dari orang lain. Puasa untuk dilihat adalah motivasi diri untuk dilihat orang lain dan mengharapkan pujian dari orang tersebut.
8. APAKAH PUASA ITU SEBUAH KEWAJIBAN? BERDOSAKAH KITA BILA TIDAK BERPUASA?
Sering pertanyaan ini timbul dalam benak kita. Sebenarnya umat Kristen wajib berpuasa atau tidak? Bagaimana kalau kita tidak pernah melakukan puasa. Apakah berdosa? Jawabannya tidak. Matius 6:16-18 telah jelas mengatakan tentang hal berpuasa. Puasa merupakan suatu anjuran, bukan kewajiban. Markus 2:18-22 bercerita ketika orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus mengapa muridnya tidak berpuasa, Tuhan menjelaskannya tentang kehadirannya di bumi.
Hari itu akan datang, mereka akan berpuasa ketika mempelai laki-laki diambil dari mereka. Intinya, Mesias, sang mempelai laki-laki datang untuk pesta pernikahan. Saat itu pesta berakhir dan mempelai laki-laki berangkat, maka tepat saat itu untuk berpuasa.
9. PUASA MERUPAKAN SENJATA AMPUH DALAM PEPERANGAN ROHANI
Matius 4:1-11 bercerita tentang Yesus berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Dan disitu dia mengalami pencobaan dari iblis, si jahat. Namun Tuhan mampu melawannya (lihat Matius 17:14-21, Markus 9:29). Puasa membuat kita kuat untuk terus bergantung pada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita percaya pada kekuatan Tuhan sepenuhnya.
10. PUASA MAMPU MEMBUKA MATA ROHANI KITA
Lihatlah firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 12:1-3. Puasa menjadi jalan Roh Kudus untuk berkomunikasi dengan kita. Kita melayani dan berpuasa sehingga Roh Kudus berbicara pada kita. Bukan maksud bahwa dengan berpuasa membuat Tuhan berhutang pada kita, seolah-olah Tuhan harus menanggapi kita. Tetapi Tuhan telah mengatakan dalam Yeremia 29:12-13 bahwa kita akan menemukan Tuhan apabila rajin dan sungguh mencari Dia. Puasa telah mengubah sejarah. Sungguh menakjubkan!
Baik secara langsung maupun jangka panjang. Sebelumnya, perkembangan gereja sangat sedikit. Paulus belum melakukan perjalanan misionarisnya ke Asia kecil, Yunani, Roma, atau Spanyol. Paulus juga belum menulis surat. Namun, doa dan puasa nyatanya berhasil melahirkan perjalanan misionaris besar Paulus dan membawanya dalam penulisan 13 kitab perjanjian baru.
1. PUASA BUKAN PENOLAKAN TERHADAP BERKAT TUHAN
Dengan berpuasa bukan berarti kita menolak berkat-berkat jasmani yang Tuhan berikan, namun puasa merupakan penegasan bahwa pada akhirnya kita memprioritaskan Pemberi ketimbang pemberiannya. Puasa adalah sebuah deklarasi bahwa Tuhan saja sudah cukup.
2. PUASA MERUPAKAN BENTUK KEHAUSAN ROHANI
Kita dapat merasakan Firman Tuhan, keindahan Tuhan, kehadiran Tuhan, dan berkat Tuhan. Itu semua bisa kita dapatkan dengan berpuasa. Puasa bukan hal menahan makanan atau aktivitas tertentu untuk kepentingan diri sendiri tetapi tentang menahan hal duniawi dan mendapatkan berkat rohani yang kekal.
3. PERJAMUAN TUHAN BERBICARA TENTANG PESTA MASA LALU SEDANGKAN PUASA BERBICARA TENTANG PESTA MASA DEPAN
Ada sebuah wawasan instruktif dari John Piper. Dia membandingkan puasa dengan perjamuan Tuhan. Pemecahan roti dan minum cawan dilakukan untuk “mengingat” pengorbanan Tuhan kita. Jadi dengan makan dan minum kita merayakan kepastian dan kecukupan atas kematian dan kebangkitan-Nya yang mulia. Ketika duduk di meja Kristus bersama orang percaya lainnya, kita dengan rasa syukur dan sukacita menikmati makanan dan minuman yang mengingatkan kita akan apa yang telah terjadi.
Di lain sisi dengan berpuasa, kita menantikan “sebuah harapan” akan penyempurnaan karya keselamatan Kristus dan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Dan ketika kita berpaling dari makanan dan minuman, kita menyatakan kerinduan yang mendalam tentang apa yang belum terjadi, yang sifatnya kekal.
4. BERPUASA BUKAN TENTANG SESUATU YANG KITA PERBUAT UNTUK TUHAN
Puasa bukanlah sebuah tindakan ketekunan tapi sebuah deklarasi kelemahan. Puasa bukanlah suatu karya hati dan tubuh kita, namun sebuah ketergantungan kita pada Tuhan dan anugerah-Nya.
5. PUASA ADALAH SEBUAH PESTA
Mungkin kita bertanya, “Kok bisa puasa adalah pesta?” Ya, berpuasa bukan tentang tidak makan makanan. Berpuasa lebih kepada makan kepenuhan berkat Ilahi untuk kita dalam Kristus. Puasa dapat melunakkan hati kita untuk mengalami kehadiran Tuhan.
Puasa dapat memampukan kita untuk mendengar suara Tuhan. Kita yakin akan kasih dan pemenuhan sukacita-Nya. Secara jasmani kita memang sedang menahan lapar, namun secara rohani kita sudah merasakan pemenuhan berkat dan sukacita dari Tuhan.
6. PUASA SELALU DIDORONG DENGAN KEINGINAN YANG MENDALAM
Puasa bukanlah tentang menahan keinginan namun mengejar keinginan yang intens. Kita berpuasa karena menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar makanan atau aktivitas apapun yang kita hindari. Bila seseorang menahan keinginan untuk makan, itu karena dia memiliki hasrat yang lebih besar untuk sesuatu yang lebih berharga dan bernilai kekal.
7. BEDAKAN ANTARA “TERLIHAT PUASA” DAN “PUASA UNTUK DILIHAT”
Hal ini adalah sesuatu yang krusial untuk dipahami. Puasa untuk dilihat terletak dalam firman Tuhan, Matius 6:16 bahwa “dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya”.
Puasa yang sungguh-sungguh dilandasi hati untuk Tuhan bukan untuk kekaguman dari orang lain. Puasa untuk dilihat adalah motivasi diri untuk dilihat orang lain dan mengharapkan pujian dari orang tersebut.
8. APAKAH PUASA ITU SEBUAH KEWAJIBAN? BERDOSAKAH KITA BILA TIDAK BERPUASA?
Sering pertanyaan ini timbul dalam benak kita. Sebenarnya umat Kristen wajib berpuasa atau tidak? Bagaimana kalau kita tidak pernah melakukan puasa. Apakah berdosa? Jawabannya tidak. Matius 6:16-18 telah jelas mengatakan tentang hal berpuasa. Puasa merupakan suatu anjuran, bukan kewajiban. Markus 2:18-22 bercerita ketika orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus mengapa muridnya tidak berpuasa, Tuhan menjelaskannya tentang kehadirannya di bumi.
Hari itu akan datang, mereka akan berpuasa ketika mempelai laki-laki diambil dari mereka. Intinya, Mesias, sang mempelai laki-laki datang untuk pesta pernikahan. Saat itu pesta berakhir dan mempelai laki-laki berangkat, maka tepat saat itu untuk berpuasa.
9. PUASA MERUPAKAN SENJATA AMPUH DALAM PEPERANGAN ROHANI
Matius 4:1-11 bercerita tentang Yesus berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Dan disitu dia mengalami pencobaan dari iblis, si jahat. Namun Tuhan mampu melawannya (lihat Matius 17:14-21, Markus 9:29). Puasa membuat kita kuat untuk terus bergantung pada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita percaya pada kekuatan Tuhan sepenuhnya.
10. PUASA MAMPU MEMBUKA MATA ROHANI KITA
Lihatlah firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 12:1-3. Puasa menjadi jalan Roh Kudus untuk berkomunikasi dengan kita. Kita melayani dan berpuasa sehingga Roh Kudus berbicara pada kita. Bukan maksud bahwa dengan berpuasa membuat Tuhan berhutang pada kita, seolah-olah Tuhan harus menanggapi kita. Tetapi Tuhan telah mengatakan dalam Yeremia 29:12-13 bahwa kita akan menemukan Tuhan apabila rajin dan sungguh mencari Dia. Puasa telah mengubah sejarah. Sungguh menakjubkan!
Baik secara langsung maupun jangka panjang. Sebelumnya, perkembangan gereja sangat sedikit. Paulus belum melakukan perjalanan misionarisnya ke Asia kecil, Yunani, Roma, atau Spanyol. Paulus juga belum menulis surat. Namun, doa dan puasa nyatanya berhasil melahirkan perjalanan misionaris besar Paulus dan membawanya dalam penulisan 13 kitab perjanjian baru.
Sumber : Generasihero.com