Sejarah Valentine Day tanggal 14 Februari yang sebenarnya seperti apa !!!
Hari Kasih Sayang atau Valentine Day yang jatuh pada tanggal 14 Februari 2017 dan tahun tahun lainnya masih menjadi Pro dan Kontra. Dimana masih dilakukan sekian juta orang di dunia merayakannya. Rata rata dari mereka tidak mengetahui sejarah terbentuknya hari Kasih Sayang tersebut. Dalam kehidupan kita saat ini menurut saya apakah hari Kasih Sayang hanya di tentukan pada satu tanggal saja ?? Tidak seperti itu bukan, Kasih Sayang harus tetap muncul setiap hari, bagaimana jadinya dunia ini tanpa kasih sayang antar manusia !!!
Menurut beberapa sumber yang saya dapat Hari Valentine merupakan salah satu hari raya bangsa Romawi paganis (penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama paganis Romawi kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Perayaan Hari Kasih Sayang memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Kisah yang paling masyhur tentang asal-muasalnya adalah bahwa bangsa Romawi dahulu meyakini bahwa Romulus (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran. Bangsa Romawi memperingati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang megah. Di antara ritualnya adalah menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua pemuda yang kuat fisiknya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi di depan rombongan. Keduanya membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
1. Sejarah Hari Kasih Sayang versi Ensiklopedi Katolik
Ensiklopedi Katolik berpendapat bahwa nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
2. Sejarah Valentine Day menurut Kisah St. Valentine
Hari Kasih Sayang atau Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun karena sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Akhirnya pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
3. Sejarah Valentine Day menurut Tarikh kalender Athena kuno
Tarikh kalender Athena kuno berpendapat bahwa periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Tahu gak dewa Zeus? itu bokap-nye hercules.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.
4. Sejarah Valentine Day dihubungkannya hari raya Santo Valentinus
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
5. Pandangan Valentine Day menurut Kristen
Valentine’s Day telah menjadi satu momen yang membudaya di Indonesia, meskipun bukan merupakan budaya asli bangsa. Jadi, mari kita menyelidiki sejarah dari valentine’s day ini.
Salah satu versi mengatakan Valentine’s Day berasal dari nama seorang Santo beragama Katolik Roma, yaitu Santo Valentine. Romawi pernah diperintah oleh Kaisar Claudius II, yang dalam masa kepemimpinannya pernah terjadi perang besar (tidak ada penjelasan mendetail tentang perang itu). Sementara itu, rakyatnya menentang terjadinya perang dan tidak secara sukarela mengikuti kebijakan pemerintah, yaitu wajib militer.
Alasan masyarakat yang paling logis pada saat itu adalah mereka sudah berkeluarga dan tidak mau hal buruk terjadi pada mereka di kemudian hari, sebagai akibat dari mengikuti perang tersebut. Ada juga yang beralasan karena dalam waktu dekat, mereka akan segera bertunangan ataupun menikah. Mendengar hal itu, Kaisar Claudius II menjadi murka. Akhirnya, ia mengeluarkan peraturan bahwa di seluruh kerajaan Roma DILARANG ADANYA PERTUNANGAN DAN/ATAU PERNIKAHAN, dan semua rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki harus mengikuti wajib militer. Kebijakan Kaisar ini mengakibatkan banyak sekali kehancuran dan ketidaktenteraman bagi rakyatnya. Banyak keluarga yang kehilangan suami dan/atau anak laki-laki mereka karena kesewenang-wenangan Kaisar Claudius II pada saat itu.
Seorang Pastor dari biara kecil di daerah Roma, secara diam-diam memberikan pemberkatan pernikahan bagi pasangan-pasangan yang berniat untuk menikah dan menyembunyikan sertifikat mereka dengan baik. Hal ini berlangsung terus, sampai kemudian rahasia kecil ini terbongkar dan pastor tersebut ditangkap, lalu dijebloskan ke dalam penjara. Selama di penjara, pastor tersebut berkenalan dengan anak gadis dari kepala sipir penjara. Gadis itu secara rutin menemui pastor dan mereka saling bertukar cerita kesukaan juga kesedihan dari balik pintu penjara. Karena kebaikan hati dan pertolongan yang telah diberikan oleh pastor tersebut, masyarakat pada saat itu menuntut pembebasannya. Kaisar Claudius II akhirnya menjatuhkan hukuman mati, yaitu dipenggal kepalanya. Sehari sebelum hari kematiannya, pastor dengan nama Valentine itu membuat sebuah surat yang ditujukan kepada teman-temannya dan teristimewa untuk putri kepala sipir penjara yang dibubuhkan tulisan "from your Valentine".Ironisnya, Kaisar Claudius menetapkan tanggal 14 Februari tahun 270 sebagai hari pelaksanaan hukuman mati bagi Pastor Valentine. Semenjak itu, masyarakat menyebut hari itu sebagai Valentine’s Day dan keesokkannya merayakan Lupercalia.
Kurang lebih 800 tahun kemudian, golongan Gereja Katolik Roma yang menganut PAGANISM (tidak percaya pada hal-hal mistis) menolak adanya Perayaan Lupercalia untuk memberikan persembahan kepada Dewi Cinta ataupun Dewi Kesuburan Wanita. Mereka mengangkat Pastor Valentine menjadi seorang Santo dan mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 14 Februari adalah St. Valentine’s Day.
Secara garis besar, kita dapat menyimpulkan bahwa perayaan-perayaan tersebut awalnya merupakan wujud ungkapan syukur suatu bangsa. Seorang pujangga bernama Eleanor Whitesides menulis: "To make a valentine God took two shafts of wood and on that wood in love and anguish placed His Son, who gave His Heart that mine might be made new." Secara bebas dapat diartikan: "Untuk menciptakan suatu valentine, Allah telah mengambil dua potong kayu dan di atas kayu itu, dengan kasih dan derita, Ia menempatkan Anak-Nya yang telah memberikan hati-Nya supaya hatiku dapat dijadikan baru."
Seharusnya, inilah yang menjadi makna dari Hari Kasih Sayang bagi umat kristiani di seluruh dunia. Bukan karena menghormati seorang Santo, yang adalah seratus persen manusia, melainkan memberikan penghargaan tertinggi kepada Allah yang 100 persen manusia dan 100 persen Allah. Bukti kasih Allah sangat nyata bagi manusia, yang adalah "pengantin-pengantin-Nya", seperti sudah tertulis dalam 2 Korintus 11:2. Rasul Paulus memberikan analogi, sehubungan dengan gencarnya perayaan Valentine’s Day, tentang hubungan kasih antara Kristus dengan jemaat-Nya (Efesus 5:25). Jemaat Tuhan yang berkumpul menjadi satu untuk beribadah kepada Tuhan akan disebut sebagai gereja. Gereja adalah tubuh Kristus. Apabila hubungan suami istri dalam suatu keluarga retak, maka gereja akan retak dan tubuh Kristus akan retak.
Namun, ketika hubungan suami istri dalam membina keluarga kuat dan didasari oleh firman Tuhan, gereja pun akan kuat dan tubuh Kristus di dunia ini akan menjadi kuat. Makna Hari Kasih Sayang adalah memberikan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam kepada setiap orang sebagai ucapan syukur atas anugerah keselamatan yang telah diberikan Yesus kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali.
Geliat budaya Valentine’s Day ini mulai masuk ke Indonesia diperkirakan pada akhir abad 19. Anak-anak muda di Indonesia, khusus yang beragama Kristen, umumnya membatasi makna Valentine’s Day pada penyataan kasih HANYA kepada orang yang saat itu sedang dekat dengan dirinya. Biasanya, penyataan-penyataan ini diungkapkan dengan memberikan bunga mawar, bingkisan cokelat, boneka, dan pernak-pernik lucu lainnya.
Rasul Yohanes menulis dalam 1 Yohanes 4:7-11 yang intinya berbunyi: "Saudara-saudaraku yang kekasih, Marilah kita saling mengasihi, sebab KASIH ITU BERASAL DARI ALLAH; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari ALLAH dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Firman Tuhan sangat tegas mengatakan bahwa Kasih berasal dari Allah, dan mengasihi merupakan respons kita terhadap kasih yang sudah diberikan kepada kita. Dan, Tuhan tidak mengatakannya hanya pada satu momen atau hanya beberapa kali saja, tetapi selalu (saling) karena saat kita mengasihi, sosok Kristus terpancar dalam diri kita. Selamat mengasihi saudara-saudara karena dari kehidupan kitalah setiap orang dapat melihat teladan Kristus yang ajaib. remaja.sabda.org
6. Pandangan Valentine Day menurut Islam
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. duniabaca.com
Cukup jelas dari sejarah atau asal usul hari Kasih Sayang atau Valentine Day menurut dari beberapa sumber. Semua Agama mulai dari Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Hindu, Budha mengajarkan tentang kasih sayang terhadap sesama dan untuk tanggal 14 Februari bukan merupakan perayaan wajib dari ke lima agama di atas. Pada tanggal tersebut hanyalah sebuah potongan cerita dan untuk mengingatkan kita untuk lebih menyayangi sesama. Lupakan tgl 14 Februari mulai sekarang dan mulailah melakukan menciptakan hari Kasih Sayang setiap hari, Merdeka !!!
Menurut beberapa sumber yang saya dapat Hari Valentine merupakan salah satu hari raya bangsa Romawi paganis (penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama paganis Romawi kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Perayaan Hari Kasih Sayang memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Kisah yang paling masyhur tentang asal-muasalnya adalah bahwa bangsa Romawi dahulu meyakini bahwa Romulus (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran. Bangsa Romawi memperingati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang megah. Di antara ritualnya adalah menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua pemuda yang kuat fisiknya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi di depan rombongan. Keduanya membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
1. Sejarah Hari Kasih Sayang versi Ensiklopedi Katolik
Ensiklopedi Katolik berpendapat bahwa nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
- Pastur di Roma
- Uskup Interamna (modern Terni)
- Martir di provinsi Romawi Afrika
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
2. Sejarah Valentine Day menurut Kisah St. Valentine
Hari Kasih Sayang atau Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun karena sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Akhirnya pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
3. Sejarah Valentine Day menurut Tarikh kalender Athena kuno
Tarikh kalender Athena kuno berpendapat bahwa periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Tahu gak dewa Zeus? itu bokap-nye hercules.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.
4. Sejarah Valentine Day dihubungkannya hari raya Santo Valentinus
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
For this was sent on Seynt Valentyne's day (Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus) Whan every foul cometh ther to choose his mate (Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya)Pada saat itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
- Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir (mati syahid), ia telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
- Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
5. Pandangan Valentine Day menurut Kristen
Valentine’s Day telah menjadi satu momen yang membudaya di Indonesia, meskipun bukan merupakan budaya asli bangsa. Jadi, mari kita menyelidiki sejarah dari valentine’s day ini.
Salah satu versi mengatakan Valentine’s Day berasal dari nama seorang Santo beragama Katolik Roma, yaitu Santo Valentine. Romawi pernah diperintah oleh Kaisar Claudius II, yang dalam masa kepemimpinannya pernah terjadi perang besar (tidak ada penjelasan mendetail tentang perang itu). Sementara itu, rakyatnya menentang terjadinya perang dan tidak secara sukarela mengikuti kebijakan pemerintah, yaitu wajib militer.
Alasan masyarakat yang paling logis pada saat itu adalah mereka sudah berkeluarga dan tidak mau hal buruk terjadi pada mereka di kemudian hari, sebagai akibat dari mengikuti perang tersebut. Ada juga yang beralasan karena dalam waktu dekat, mereka akan segera bertunangan ataupun menikah. Mendengar hal itu, Kaisar Claudius II menjadi murka. Akhirnya, ia mengeluarkan peraturan bahwa di seluruh kerajaan Roma DILARANG ADANYA PERTUNANGAN DAN/ATAU PERNIKAHAN, dan semua rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki harus mengikuti wajib militer. Kebijakan Kaisar ini mengakibatkan banyak sekali kehancuran dan ketidaktenteraman bagi rakyatnya. Banyak keluarga yang kehilangan suami dan/atau anak laki-laki mereka karena kesewenang-wenangan Kaisar Claudius II pada saat itu.
Seorang Pastor dari biara kecil di daerah Roma, secara diam-diam memberikan pemberkatan pernikahan bagi pasangan-pasangan yang berniat untuk menikah dan menyembunyikan sertifikat mereka dengan baik. Hal ini berlangsung terus, sampai kemudian rahasia kecil ini terbongkar dan pastor tersebut ditangkap, lalu dijebloskan ke dalam penjara. Selama di penjara, pastor tersebut berkenalan dengan anak gadis dari kepala sipir penjara. Gadis itu secara rutin menemui pastor dan mereka saling bertukar cerita kesukaan juga kesedihan dari balik pintu penjara. Karena kebaikan hati dan pertolongan yang telah diberikan oleh pastor tersebut, masyarakat pada saat itu menuntut pembebasannya. Kaisar Claudius II akhirnya menjatuhkan hukuman mati, yaitu dipenggal kepalanya. Sehari sebelum hari kematiannya, pastor dengan nama Valentine itu membuat sebuah surat yang ditujukan kepada teman-temannya dan teristimewa untuk putri kepala sipir penjara yang dibubuhkan tulisan "from your Valentine".Ironisnya, Kaisar Claudius menetapkan tanggal 14 Februari tahun 270 sebagai hari pelaksanaan hukuman mati bagi Pastor Valentine. Semenjak itu, masyarakat menyebut hari itu sebagai Valentine’s Day dan keesokkannya merayakan Lupercalia.
Kurang lebih 800 tahun kemudian, golongan Gereja Katolik Roma yang menganut PAGANISM (tidak percaya pada hal-hal mistis) menolak adanya Perayaan Lupercalia untuk memberikan persembahan kepada Dewi Cinta ataupun Dewi Kesuburan Wanita. Mereka mengangkat Pastor Valentine menjadi seorang Santo dan mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 14 Februari adalah St. Valentine’s Day.
Secara garis besar, kita dapat menyimpulkan bahwa perayaan-perayaan tersebut awalnya merupakan wujud ungkapan syukur suatu bangsa. Seorang pujangga bernama Eleanor Whitesides menulis: "To make a valentine God took two shafts of wood and on that wood in love and anguish placed His Son, who gave His Heart that mine might be made new." Secara bebas dapat diartikan: "Untuk menciptakan suatu valentine, Allah telah mengambil dua potong kayu dan di atas kayu itu, dengan kasih dan derita, Ia menempatkan Anak-Nya yang telah memberikan hati-Nya supaya hatiku dapat dijadikan baru."
Seharusnya, inilah yang menjadi makna dari Hari Kasih Sayang bagi umat kristiani di seluruh dunia. Bukan karena menghormati seorang Santo, yang adalah seratus persen manusia, melainkan memberikan penghargaan tertinggi kepada Allah yang 100 persen manusia dan 100 persen Allah. Bukti kasih Allah sangat nyata bagi manusia, yang adalah "pengantin-pengantin-Nya", seperti sudah tertulis dalam 2 Korintus 11:2. Rasul Paulus memberikan analogi, sehubungan dengan gencarnya perayaan Valentine’s Day, tentang hubungan kasih antara Kristus dengan jemaat-Nya (Efesus 5:25). Jemaat Tuhan yang berkumpul menjadi satu untuk beribadah kepada Tuhan akan disebut sebagai gereja. Gereja adalah tubuh Kristus. Apabila hubungan suami istri dalam suatu keluarga retak, maka gereja akan retak dan tubuh Kristus akan retak.
Namun, ketika hubungan suami istri dalam membina keluarga kuat dan didasari oleh firman Tuhan, gereja pun akan kuat dan tubuh Kristus di dunia ini akan menjadi kuat. Makna Hari Kasih Sayang adalah memberikan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam kepada setiap orang sebagai ucapan syukur atas anugerah keselamatan yang telah diberikan Yesus kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali.
Geliat budaya Valentine’s Day ini mulai masuk ke Indonesia diperkirakan pada akhir abad 19. Anak-anak muda di Indonesia, khusus yang beragama Kristen, umumnya membatasi makna Valentine’s Day pada penyataan kasih HANYA kepada orang yang saat itu sedang dekat dengan dirinya. Biasanya, penyataan-penyataan ini diungkapkan dengan memberikan bunga mawar, bingkisan cokelat, boneka, dan pernak-pernik lucu lainnya.
Rasul Yohanes menulis dalam 1 Yohanes 4:7-11 yang intinya berbunyi: "Saudara-saudaraku yang kekasih, Marilah kita saling mengasihi, sebab KASIH ITU BERASAL DARI ALLAH; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari ALLAH dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Firman Tuhan sangat tegas mengatakan bahwa Kasih berasal dari Allah, dan mengasihi merupakan respons kita terhadap kasih yang sudah diberikan kepada kita. Dan, Tuhan tidak mengatakannya hanya pada satu momen atau hanya beberapa kali saja, tetapi selalu (saling) karena saat kita mengasihi, sosok Kristus terpancar dalam diri kita. Selamat mengasihi saudara-saudara karena dari kehidupan kitalah setiap orang dapat melihat teladan Kristus yang ajaib. remaja.sabda.org
6. Pandangan Valentine Day menurut Islam
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. duniabaca.com
Cukup jelas dari sejarah atau asal usul hari Kasih Sayang atau Valentine Day menurut dari beberapa sumber. Semua Agama mulai dari Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Hindu, Budha mengajarkan tentang kasih sayang terhadap sesama dan untuk tanggal 14 Februari bukan merupakan perayaan wajib dari ke lima agama di atas. Pada tanggal tersebut hanyalah sebuah potongan cerita dan untuk mengingatkan kita untuk lebih menyayangi sesama. Lupakan tgl 14 Februari mulai sekarang dan mulailah melakukan menciptakan hari Kasih Sayang setiap hari, Merdeka !!!